aku gilakan kau,pelangi

Cantik, namun hanya bisa dipandang sesekali sahaja.
Itu pun kalau ada mentari membias sesudah renyai.
Nasib2 lah..

Memandang kamu itu mendamaikan,
Cukup hanya dengan tujuh warna kamu itu..
Sudah bisa mewarna langit mendung.

Lantas,seorang ibu mengatakan pada si kecil itu..
“Sayang, mari.Lihat pelangi itu”

Anak kecil itu terus berlari ke arah ibunya,
Memanjat tepian jendela, melekapkan kedua-tangannya pada cermin jendela,
Untuk melihat semata kamu wahai pelangi..comel!!
Tak terkerdip mata si kecil dengan bibir mungilnya sedikit regang melihat akan kamu itu..
Tidak hairan kalau aku juga begitu..membuat hati tergila-gilakan kamu.

Si kecil pula bertanya
“Ibu, boleh tak adik nak lihat pelangi hari-hari?”
Si ibu diam lalu tersenyum dan mengusap2 kepala si kecil.
“Adik boleh tengok pelangi lepas hujan aje..Kalau esok hujan,lepas tu adik dapat tengok lagi,”
Si kecil diam.Sedikit hampa agaknya.
Melihatkan itu, si ibu pun berkata.
“Ok sayang, esok kita buat pelangi sendiri, mahu?”
Melompat keriangan si kecil itu..

Maka,keesokan paginya, si ibu dan si anak bermain pancuran di halaman rumah.
Dan tercipta lah pelangi biasan dari air pancuran itu.
Si kecil begitu girang tak terkata, melihatkan pelangi sangat dekat dengannya.

Kamu nampak kan pelangi?
Betapa kamu itu memberi kedamaian di dalam hati si ibu,
Keriangan di dalam jiwa si anak,
Begitu juga lah aku.

Maka, selalu lah hadirkan dirimu walau hanya sekadar di dalam mimpi.
Untuk mewarna setiap mendung yang ada,
Agar bisa tersenyum kembali.